Kamis, 30 Juni 2016

MENGAGUMI TANPA DI CINTAI part 5





Jam sudah menunjukan lebihkurang 21.30 namun sms dari orang yang aku tunggu-tunggu belum juga datang, dasar anak pembohong fikirku dalam hati, namun handphoneku terasa bergetar, lekas aku bergegas membaca isi pesannya
 “malam kak, ini Ika”aku merasa lega membaca isi pesannya, lekas aku membalasnya
 “ia,ia oh ya ecanya udah tidur? Tapi jangan katakan kalo kita membahas tentang dia ya”
 ternyata ini lebih mudah dari yang kukira, tak lama kemudian dia pun membalasnya
“belum kak, dia lagi telponan tuh”
jantungku pun mulai berdebar kencang, rasa kekecewaan dan kecemburuanpun mulai melanda jiwa dan raga,
“telponan dengan siapa dek?” rasanya ingin marah, tapi aku juga harus sadari bahwa aku bukan siapa-siapanya,
“kurang tau kak,sepertinya dengan orang tuanya” balasan smsnya membuatku sedikit lega, aku bagaikan wartawan yang ingin mengetahui tentang pribadi seorang artis tingkat internasional.
Hari demi hari aku semakin mengetahui tentangnya walaupun tidak pernah berbicara sepatah katapun dengannya, terkadang aku merasa seperti batray hp yang sudah soak, jika sehari saja tidak melihat senyumannya rasanya seperti kekurangan daya dan butuh di carger, namun lambat laun ia juga akan menyadari bahwa aku memendam rasa padanya,
 “kak, eca sudah tau kakak suka sama dia”
 aku jadi bingung, aku harus senang, atau sedih, “jadi, apa responnya dek?”
 ini tidak akan mudah, karna wanita secantik dia tidak akan mudah di tahlukan, apalagi oleh orang seperti aku yang hanya bisa mengaguminya tanpa berani berbicara langsung padanya
“maaf kak, harusnya ini dari kemarin-kemarin aku katakana, bahwa eca sebenarnya pacar kak afri”
 ya aku harusnya sudah tau akan hal tersebut, namun rasanya tetap saja sama, rasa sakit hati yang mendalam, dan harusnya aku juga menerima hal tersebut “sudah berapa lama dek?” ntah mengapa aku bertanya lagi, bahkan sebenarnya semakin aku menanyakan tentang hal tersebut, hatiku semakin terasa sakit
 “sejak kakak masi PKL mereka sudah jadian kak” jika aku mengetahui hal ini dari awal mungkin rasanya tidak sesakit ini, mungkin semua kan berbeda, “owh…. Ya udahlah dek, makasih ya atas bantuanya selama ini” aku meninggalkannya, rasanya aku tidak punya semangat lagi.
Aku tidak tau apa yang kurasakan saat melihat senyumannya rasanya terasa sangat nyaman, sepetinya aku berada di saat keindahan dunia,
“ingat woy, udah ada yang punya tuh”
 seseorang mengalhkan pandangan ku “ah kau gab, mengganggu saja, aku tau dia sudah ada yang punya, jadi ngga usah kau ingatkan lagi” rasanya sangat kesal sekali mendengar kata-kata itu
“tapi kok kau pandangi trus, cari lah cewe lain bro” ko kira gampang fikirku dalam hati
“ya kalo aku seganteng kau mungkin gampang aja bagiku” aku kembali memandangnya, melihati senyumannya dari kejauhan,
“aduh kak….kak.. sampe kapan terus di pendam-pendam, bilang aja langsung” tiba-tiba Ika mengagetkan saya
“yah adek kan tau dia sudah ada yang punya?” ya.. walaupun dia belum ada yang punya tetep aja saya memang ngga berani bilang
 “yaa cinta kan ngga harus memiliki? ” ya kau sih gampang ngomongnya, karna kau ga pernah ngerasain sih
 “ya… tapi tetep aja itu namanya ngerusak hubungan orang lainkan dek”
 “iya sih kak, yang sabar aja lah ya, oh ya kak, ngga ada niat cari yang baru?”
 “ngga gampang lah dek, soalnya kalo cari yang lain secepat itu, takutnya ngga akan bertahan lama, karna hanya akan sebatas pelampiasan”
ya itu memang tidak akan bertahan lama, karna bukan hati yang memilih,
“ya sih, tapi kalo ada yang mau kakak mau ngga?”
aku tersenyum “haaah, mana ada yang suka sama kakak dek, kakak Cuma bisa mengagumi aja nya” dia menatapku,
“siapa bilang ngga ada yang suka?”
aku mengalihkan pandanganku “hahaha, kakak ini orang jelek, yang hanya bisa mengagumi tanpa di cintai” aku hanya bisa tersenyum pahit
 “siapa yang bilang kakak jelek?”
 dia membentakku seakan marah padaku “lah, adek kenapa kok, marah gitu?” aku kaget di buatnya, 
“ohh, maaf kak, habisnya kakak terlalu merendah sih ngga suka aja lihat orang yang suka merendah”
 “bukan terlalu merendah dek, emang kenyataan” ya itu memang kenyataan, setiap kali jatuh cinta, nasibnya Cuma ada tiga, yang pertama di tolak, yang kedua di terima tapi hanya sebagai pelarian, dan yang ketiga, di tinggal tanpa ada kata putus bingung sendiri masih ada hubungan atau tidak, memang nasib ku memang sudah terlalu mengenaskan ,sudah pantas di sebut Jones
“kalo kakak mau, ada lho yang suka sama kakak, kakaknya aja yang ngga sadar selama ini”
 aku kaget dan langsung menatapnya “siapa orangnya dek, siapa orangnya?” rasa penasaran yang dalam pun mulai timbul dari dalam hati
“pokoknya ada deh kak” ia hanya tersenyum lalu berlari kearah teman-temannya,
“dia tuh yang suka samamu jer” Gabriel tiba-tiba menghampiriku,
“ah mana mungkin gab, lagian dia juga banyak yang mengejar, kalo aku jadi pacarnya, mungkin hanya sebentar saja tahannya”
“ lho, kenapa?” aku terdiam, dan pergi “hey mau kemana kau?”.
Hari ini terasa lelah, ingin beristirahat sejenak, namun ketika ingin istirahat pasti langsung ingat tugas-tugas sekolah yang menumpuk, yang menggangu pikiran ,
“hoy… ngga usah melamun terus, ntar juga dia putusnya sama pacarnya itu, tenang aja jer” ni anak harusnya tadi tidak kepikiran dia, eh malah ditambah beban otakku,
“aku ngga mikiri itu lho gab” wajahnya tiba-tiba terbayang di mataku, senyumannya, wajahnya yang manis terus menghantuiku, aku benar-benar jatuh cinta
“ahh jangan bohong, dari wajahmu aja terlihat kalo kau lagi mikiri adik kelas itukan?” sekarangsih sudah iya, tadi belum
“ya terserah kau lah gab” aku tidak ingin terlalu memperlihatkan kalo sebenarnya aku memang selalu bahkan terlalu memikirkannya
“ayolah bro, ngga usah bohong” Gabriel terus saja mendesakku
“ya aku memang memikirkannya gab, bahkan aku tidak peduli mau dia suka kek, ngga kek, yang penting aku menyayangi dia, dan sudah mengatakannya”
 “hahahhaha… lebay kau jer,” ya, aku sudah tau pasti orang yang tidak mengerti cinta akan tertawa mendengarkan kata-kataku, tapi itukan kata-kata jujur dasar...
“ya terserah kau lah” kau iya lah, gampang ajanya kau rasa dapat cewek, lalu memutuskannya, “ciaaahh merajuk ko beghh”
” udah ahh malas aku jadinya ngomong samamu” orang ini benar-benar membuatku jengkel, “jer….jerr…. jerisss” suara teriakan terdengar dari luar kamar, suara itu tidak familiar lagi bagiku, itu suara imam “jer… eca ada di lapangan futsal tuh, lagi latihan PMR”
 apa… latihan PMR, wah…, kesempatan baik melihat senyumannya nih.. hahhaha “awas minggir, minggirrrrr”
 tanpa aku sadar aku melompat dari tempat tidur dan berlari keluar kamar, kebetulan lapangan futsal berada di depan kamar kami, ketika aku melihat kearah lapangan futsal, ntah mengapa, mataku seperti mencari sinyal dan….. dapat... wajahnya langsung terlihat, ia sedang bercanda-canda dengan temannya, senyumannya yaaa tuhan, sungguh membuat hati damai, semua lelahku jadi terobati olehnya,
 “woyyyyyy”
 aku sungguh kaget, “ada apasih mam, ngganggu aja kau”
 “hahahah dari tadi di panggil baik-baik ngga ko dengarkan aku”
“ya sorry bro, namanya juga Fokus” aku terus saja memandangnya, rasanya sangat nyaman sekali
“tahan kali ko ngga berkedip memandangnya ya”
 “hemmmm”
 aku tidak peduli dengan kata-katanya “jer…. Dia melihat kearah kita”
 tiba-tiba saja aku tersendat, terpaku beberapa detik, dan kemudian salah tingkah, aku pura-pura menjitak kepala imam
“aduh… sakit bodoh”
 “yaaa maaf… apa dia masih melihat kemari?” tanyaku, karna aku tak sanggup jika ia melihatku, bahkan setiap kali ia melihat kearahku, walaupun sebenarnya tidak melihatku tapi aku selalu saja salting, “ngga tapi dia tersenyum untukku”
 aku tersenyum… dan “apa tersenyum untukmu,”
 rasanya agak cemburu “hahahha cemburu ko ya…”
”hah… untuk apaku cemburu, dia bukan pacarku, bukan siapa-siapaku kok, jadi ngapain pulak aku cemburu?” ya sebenernya cemburu sih, tapi kan ngga mungkin berterus terang,
“taunya aku kau cemburu jer, sebetulnya dia tadi ketawak nengok kau salah tingkah” rasa GR jadi timbul di hati, rasanya senang sekali walaupun itu tidak seberapa bagi kebanyakan orang
“haah dasar kau, banyak cerita” aku juga harus menyembunyikan ke-GRanku di depan imam, jika tidak, haaah gossip langsung bisa menyebar keseluruh pelosok sekolah
“hahahahah jer, jer…. GR ko yaaa, hayo ngaku koo”
 “ya terserah kau lah” aku kembali melihatnya dari kejauhan, dan terus menatap senyumannya yang indah.

Tags:

0 Responses to “ MENGAGUMI TANPA DI CINTAI part 5 ”

Posting Komentar

Subscribe

Donec sed odio dui. Duis mollis, est non commodo luctus, nisi erat porttitor ligula, eget lacinia odio. Duis mollis

© 2013 Jr.blog . All rights reserved.
Designed by SpicyTricks