Sabtu, 23 Juli 2016
MENGAGUMI TANPA DICINTAI part 10
Sabtu, 23 Juli 2016
by
Unknown
Suasana
sekolah sangat berbeda kali ini, rasanya sangat sepi, dikarnakan adik kelas 11
telah pergi melaksanakan PKL, saat berangkat kesekolahpun kurang semangat
rasanya, karna tidak ada lagi yang ingin dilihat, tapi mungkin dengan cara ini aku
lebih mudah melupakan Eca,
“rasanya sepi
ya ngga ada anak adik kelas sebelas” tiba-tiba saja Gabriel mencetus, menghancurkan
imajinasiku
“ahh…nggangu
aja pun kau gab” aku menatapnya dengan ekspresi agak kesal,
“hahahaha….. dari pada kau melamun dan terus
berimajinasi, mendingan kita wifi-an yok, siapa tahu Eca online” dia melihatku
sambil tersenyum
“ya udah, yok
lah” ni anak meminta untuk melupakan Eca, tapi membuatku sulit untuk
melupakannya, tapi ya sudahlah. Awalnya sih sama sekali tidak niat untuk
membuka facebook, karna jika facebook sudah di buka, maka tugas-tugas yang mau
dikerjakan, tidak akan selesai, tapi ntah mengapa keinginan hati memaksanya
untuk membukanya, ya sudahlah, tapi sebentar saja, hanya melihat pemberitahuan
saja, fikirku dalam hati, tapi mata langsung tertuju kearah obrolan, “woyyy gab….
Eca benar-benar online” aku merasa sangat senang,
”betulkan, ya
sudahlah bersenang-senanglah” tapi aku
tidak tau bagaimana aku memulainya, aku takut ini akan sia-sia saja, karna
menurutku, ini hanya sia-sia saja, ia pasti akan menjawab dengan kata owh, iya,
gak, dan yang paling sakit dari semua itu adalah, tidak di balas tapi tidak ada
salahnya di coba, fikirku dalam hati
“adek”
untuk menekan enter di keyboardnya saja hatiku
sudah berdebar
“KAKAK”
dia begitu cepat membalasnya, hatiku sangat
senang, aku bahkan melompat-lompat secara sepontan, untungnya tidak ada yang
melihat, bahkan Gabriel, karna ia menggunakan headshet
“ngga PKL
dek”
dengan cepat, aku membalasnya, dalam hitunguan
detik iya kembali membalasnya “ini lagi PKL kak”
aku tersenyum-senyum sendirian, seakan aku
bermimpi,ia tidak pernah sebaik ini sebelumnya “owh ya, enak lah ya bisa
online?”
seakan
fikiran negative dan positif bertarung di dalam diriku, apa yang terjadi
padanya sehingga ia berubah, mungkin dia hanya sedang bosan saja, makanya dia
membalasnya dengan cepat, tapi itu bukan masalah bagiku, mau dia sedang bosan
atau tidak, yang penting hatinya sedang berbaik hati “iya dunks apa lgi.. kmi lgi
gak ada pembimbing loo kak”
dia sungguh berbeda, sangat berbeda, aku
tidak pernah sesenang ini “owh ya, emang adek PKL di mana?”
dengan sesenang ini, bahkan
pertanyaan-pertanyaan untuknya terus-terusan muncul agar obrolan ini tidak
terputus “di Telkom kak”
sepertinya, percakapan ini mulai mengendor,
tapi pertanyaan terus saja bermunculan “ooo… pasti ada omsetnya dong?”
pecakapan ini tidak boleh berahir begitu saja, ayo fikirkan lagi pertanyaan
selanjutnya
“ngga ada kak” ah.. apa lagi yang ingin
kutanyakan ya, aku berfikir terus, seakan ia juga ingin memperpanjangnya
“nama fb kakak alay ya” wah ia sepertinya
menambah topik pertanyaan nih
“owh…
iya dek… gitu alay ya?” sepertinya aku harus menggantinya nanti fikirku dalam
hati. aku terus menunggu balasan darinya, tapi tidak jugamuncul, ternya sudah
off, rasanya agak kecewa sih, tapi setidaknya itu sudah membuatku sangat senang
sekali,
“dah siap jer?” bahkan aku tidak menyadari,
bahwa Gabriel sudah di sampingku bersiap-siap kembali ke kamar
“udah gab, yok lah kita balek” sedikit kecewa
juga dalam hati, tapi ya sudahlah, lebih besar gembiranya, fikirku
“jadi
apa yang kalian bicarakan?”
aku hanya tersenyum, “tidak ada, hanya seperti
biasa saling menyapa”
dia
tertawa ”menyapa sebelah tangan ya, ibaratkan wartawan metro medan” dia sangat
tertawa puas,
“ah…. Terserah ko lah mau bilang apa, yg
penting ayo kita balik” aku sangat jengkel dibuatnya “hahahha….ceritakanlah
bro, sedikit saja”
“
yasudah, dijalan ku ceritakan ayo” yang pastinya aku akan mengada-ngada
ceritanya, agar, dia tadak mengejek terus.
Hari
minggu adalah hari bebas bagi mereka yang merasa sekolah kami seperti penjara,
namun bagiku, hari minggu dan hari biasa hanya sedikit yang membedakan, yaitu, saat
pulang dari sekolah agak lebih cepat dari hari biasanya, dan di sekolah minggu,
kau hanya cukup mendengarkan saja,simak maknanya, dan tidak ada Pr,dan yang kau
temukan hanyalah suka cita, dan disekolah minggu kau tidak akan bisa tertidur,
karan kau akan bernyanyi, kecuali saat khotbah, hanya disitulah kau akan
mengantuk, saat pulang dari sekolah, kebanyakan orang akan jalan-jalan terlebih
dahlu menghabiskan waktu hari minggunya, berbeda denganku, aku tidak suka
berjalan-jalan kecuali ada yang mengajak, atau ada suatu keperluan, aku lebih
suka tidur dikamar, belajar, tau bahkan
kebanyakan bermain game seperti saat ini, ketika sedang focus, handponeku
bergetar,
“hey”
nomornya tidak dikenal, aku mengabaikannya,
namun bebrapa saat kemudian “hey, apakah ini jeris” ini anak hanya menggangu
saja,
“iya,
ini jeris, ini siapa?”
ahh
menggangu saja, beberapa saat kemudian “ini Winda lho” aku sungguh kaget, tapi
mungkin ini hanya teman yang sedang mengerjaiku,
“owh ya…. selamat ya anda berhasil
mengerjaiku” aku berfikir mana mungkin winda bisa menghubungiku, karna di
sekolahnya tidak ada yang diperbolehkan membawa handpone
“iya lho… serius”
kali
ini aku benar-benar merasa jangkel, aku langsung menelponnya “halo…. Ini
jeriskan” dengan nanda suaranya yang agak pelan, dan lembut, ternyata benar,
ini memang winda
“owh….
Aku kira tadi siapa Win, owh ya, kok bisa?” aku benar-benar jadi penasaran
dibuatnya
“gini
lho, tapi sebelumnya Winda minta maaf ya, karan tidak memberi tahu dari awal,
bahwa setiap akhir bulan di hari munggunya orang tua dateng, jadi aku bisa
menghubungi jeris
“oooh begitu…. Jadi orang tuanya mana, sini
jeris mau bicara” dengan nada agak serius, aku cekikikan
“ah
yeng bener, ntar ngga berani lho” aku tersenyum
“iya,
iya… memang ngga berani” mana mungkin berani, bahkan jika ia ketahuan orang tuanya pacaran, haahh
habis lah dia,
“
Jeris ngga rindu ya sama Winda?” dengan nada manja, dia menanyakan hal yang
sangat sulit kujawab, bahkan aku harus berbohong untuk ini
“jeris
rindu lho sama winda” maafkan aku win, aku harus berbohong lagi,
“owh ya…jeris gereja tadi kan?” ia begitu
perhatian, bahkan kami berbeda agama
“iya….
Jeris gereja kok tadi” aku sungguh meras bersalaha padanya
“bagus
deh, tau ngga tadi hampir mau nangis, mengingat no jeris, rasanya kesal banget,
kemarin udah di simpen di handpone ayah, tapi sepertinya di hapus, winda kesel
banget, winda terus mengingat-ngingatnya, udah mau nangis tuh, baru keingat,
jeris kan ngasi nomornya dari facebook tuh, untungnya, handpone ayah bisa buka
facebook, winda laungsung buka facebook, lalu winda laungsung hafal-hafal
nomornya,”
ya tuhan,dia begitu perhatian, sampai
segitunya usahanya untukku,sedangkan aku, bahkan usahaku untuk mencintainyapun
tidak ada, apa yang harus kuperbuat, dia begitu baik padaku, “sampai segitunya
ya…. jeris benar-benar bangga, bahkan sangat bangga pada winda”
aku harus bisa melupakan Eca, agar aku tidak
mengahancurkan hubungan ini, “ ya,
habisnya winda kangan banget, winda sangat senang bisa ngobrol sama jeris,walaupun
sebentar saja”
“iya
jeris juga senang” maaf win, jeris janji, akan berusaha mencintai winda, dan melupakan
seseorang yang harus jeris lupakan
“jeris ingat nga ini tanggal berapa?” ketika
menanyakan hal itu, aku baru teringat, kami jugaputus dikarnakan tanggal
seperti ini, ya penyebab kami putus aku sudah ingat, kami putus dikarnakan
tanggal hari jadi, winda pernah katakan itu, jika salah seorang pacarnya tidak
ingat tanggal jadiannya, maka ia sama sekali tidak mencintai pasangannya itu,
ia hanya mencari keuntungan saja, itu merupakan kesalahanku di masa lalu, aku
tidak mengingatnya bukan karan aku tidak mencintainya seperti sekarang, karna
pada saat itu, menurutku hari jadi, atau tanggal jadian itu tidak ada gunanya,
ternyata sangat mempengaruhi hubunganku,
“ya…
aku ingat dong ini tanggal berapa” dan aku tidak boleh membuat kesalahan
“tanggal
berapa hayoo?”
“tanggal dua delapan, emang kenapa?” aku
sengaja membuatnya bersedih dahulu,aku juga masih ingat bahwa kami memang
jadian di tanggal dua puluh delapan,
“hahaha
iya, tanggal dua delapan aja ya, aku kira tadi ada hari nasional di tanggal dua
delan ini ternyata tidak ada ya” nada suara semakin kecil seperti sangat
bersedih
“ada kok, di tanggal dua delapan ada hari
nasional, seperti dua delapan oktober hari sumpah pemuda, tapi hanya di rayakan
setiap tahun lagi, dan ada lagi hari nasional di tanggal dua delapan”
“lucu
banget ya”
ia
sepertinya semakin bersedih “mau tahu ngga hari nasional lain di tanggal dua
delapan itu kecuali dua delapan oktober?”
“apa?”
suaranya yang sangat pelan, membuatku agak
merasa bersalah juga padanya “yaitu tanggal dua delapan agustus, tahun dua ribu
empat belas, hari nasional itu baru di sahkan oleh dua pemuda tepatnya sebulan
yang lalu, yaitu hari jadianku dengan kekasihku, yang aku sayangi”
“ihhh….
Kirain ngga ingat, tadi udah kesal banget lho”
“hahahha….
Ngga mungkinlah jeris lupa win… itukan bukan hari nasional lagi, tapi hari
internasional, tapi hanya kita berdua saja yang tahu” setidaknya aku bisa
membuatmu tertawa dan senang walaupun kau jauh disana
“hahaha….
Lebay deh, owh ya, gimana belajarnya jer?” belajar ya? belajar yang mana?,
belajar di sekolah, atau belajar mencintaimu, atau belajar melupakannya?
“yeah gimana, agak sulit sih, ngga kayak dulu,
kalo lagi kesulitan, ada winda yang selalu mengajari, ini kalo sulit, ya
semakin sulit”
ya… gimana ngga semakin sulit, semakin ku
melupakannya, semakin dia datang ke otakku,”lho kok gitu?, kan bisa di tanya
sama kawan atau gurunya?” aku sudah bertanya pada temanku, bagai mana cara
mlupakkanya, eh… yang ditunjukkanya malah cara agar tetap mengingatnya “iya….gimana
ya? Belum ditanya, belum semakin
dipersulit, kan mendingan cari tau aja sendiri, kalo ngga dapat juga, ya udah
biarin aja, biarin waktu yang menjawabnya” ya hanya waktu yang bisa menjawab
apakah aku bisa melupakannya atau tidak, tapi peluang untuk melupakannya itu
sangat kecil sekali,
“ya udah, nanti kalo ada soal-soal yang ngga
bisa jeris jawab, tandai aja, lalu kirim ke facebook, siapa tau winda bisa
bantu” ya, kalo winda mau ngejawabnya, winda harusnya ada disini, temenin
jeris, bantu jeris untuk melupakan Eca, pasti bisa
“iya,
nanti jeris kirim”
“ya
udah sayang, orang tua winda udah mau pulang tuh, abang belajar yang giat ya,
jangan malas-malas, kalo ada masalah, cerita aja sama winda, walaupun winda
ngga bisa bantu sepenuhnya, tapi winda akan berusaha cari tau jalan keluar yang
terbaik, dan ingat abang jangan genit-genit ya disana” aku sungguh terkesan,
dengan semua yang kau berikan, pengorbananmu, namun maafkan aku win, untuk saat
ini aku belum bisa sepenuhnya mencintaimu, tapi rasa itu sudah mulai tumbuh kok,
“iya
sayang, winda jangan suka belajar sampai larut malam ya, jaga kesehatannya, dan
tetaplah berjuang menjadi yang terbaik” ya tetaplah berjuang menjadi yang
terbaik di hatiku, agar suatu saat kau meamang pantas untuk aku perjuangin
menjadi yang terbaik di hatiku
“ya udah…. Happy annive, walaupun masih satu
bulan ya…” ya, aku tidak tau kapan ini akan berahir,
“iyaa”
walaupun mungkin ini bertahan hanya sebentar
saja, walaupun mungkin suatu saat dia meminta untuk di sudahi, maka itu memang
pantas aku dapatkan, karna kebohonganku di awal, maka akan menghancurkanku di
masa depan
“ya
udah, Winda matiin telponnya ya, byee….”
Tuuuuut,tuuuuuut,tuuuuuut,
begitu terdengar suara telepon ditutup, aku termenung sesaat,
“dari
siapa jer, tadi senyum-senyum ko ditelepon, pas teleponnya di tutup, wajahmu
kok jadi sedih gitu?” aku melihat kearah suara, ternyata Edi,
“dari temen SMP ed” dari pada bingung, mending
kulanjutkan saja gameku,
“ahh…
temen apa teman?”
“iya
lho ed, dari temen SMP” maaf ed, hati lagi kacau, jadi malas berbicara,
“owh,
yaalah” sepertinya ia pun tidak mau memaksa.
“jer….
Eca pindah tempat PKL lho”
aku yang sedang asyik bermain game, tiba-tiba
berhenti akibat perkataan Gabriel yang sedang bermain laptopnya “owh ya… dari
mana kau tau?”
jadi penasaran juga di buatnya, mengapa bisa
di pindahkan ya?, apa terjadi sesuatu padanya?, fikirku dalam hati
“ada
yang bilang padaku, katanya dipindahkan gitu”
“owh…
penyebabnya kenapa?” harusnya hal ini tidak perlu diberitahukan padaku, karna
ingin melupakannya
“penyebabnya
kurang tahu bro, yang jelas mereka dipindahlan, mungkin mereka bandel atau
malas-malasan” ia sedikit tersenyum, seperti sedang mengejek
“
hahahah…. Emangnya mereka sepertimu, pindah tempat PKL karna malas?” Gabriel
juga pernah pindah tempat PKL karna dia tidak tahan dengan pekerjaan mereka di
bengkel, alasanya masa kerjanya berat banget, tidak di beri upah, lalu suka
marah-marah,
“aku
ngga malas ya, malahan aku rajin banget, tapi merekanya aja ngga tau di untung,
udah ngga di gaji, tukang marah-marah pula, dari pada ku bakar bengkelnya itu,
kan mending aku pergi”
aku
hanya tersenyum, seperti itu lah Gabriel, ia selalu melakukan yang terbaik,
jika kebaikannya itu tidak di balas, itu bukan masalah baginya, hanya saja
jangan di komentari apalagi di keritik, ia memang jarang sekali marah, tapi
sekali marah, lebih baik engkau pergi, atau berlarilah, karan ia bisa saja
membunuhmu, “iya, iya…. Tapi mendingan kau bakar aja bengkelnya itu, biar
jangan sombong lagi dia”
“iya
harusnya sih seperti itu, tapi aku kasihan melihat para kariawan dan
pekerjanya, nanti mau makan apa anak istrinya, kalo minta pertanggung jawaban
jadi suaminya sih aku mau, tapi suami malam aja, karna kalo siang aku lagi di
sekolah”
“hahahaha,
iya juga ya” tertawa bersama adalah hal yang sering kami lakukan, sering kali
tertawa bersama, yang membuat kami lupa segala masalah yang sedang kami alami,
dia adalah sahabat yang baik menurutku, kami sering menceritakan masalah kami,
dan ujung-ujungnya, pasti ada saja topik yang membuat kami saling tertawa,
yaseperti saat ini.
Membuka
facebook di saat jam pelajaran adalah hal yang sering kali kami lakukan, apa
lagi pas tidak ada guru, tapi ada syaratnya, jangan pernah menulis status, atau
mengupload foto, karna guru akan melihat itu, lalu akan di panggil ke BP, kebetulan
guru yang masuk di kelas kami tidak datang hari ini, ketika guru tidak datang
kami bisa lebih tertib, dan diam, karna semuanya akan memanfaatkanya untuk
tidur, jadi semuanya akan senyap, hanya akan terdengar suara ketikan keyboard
laptop yang sedang bermain game, atau facebookan, termasuk diriku, aku tidak
begitu suka bermai facebook, karna jika aku membukanya, maka tugas yang lain
akan terabaikan, tapi apa salahnya aku membukanya, fikirku dalam hati, begitu
di buka, ternyata Eca sedang online,aku jadi bingung, mengapa saat aku membuka
facebook, dia selalu saja ada, apakah kami jodoh? fikirku, apa yang harus aku
katakana padanya, sebaiknya aku mengabaikannya fikirku, namun tiba-tiba
terdengar suara,klingg….menandakan bahwa ada pesan obrolan yang masuk, yatuhan,
aku benar-benar kaget, kali ini dia duluan yang menyapa, hatiku senang tidak karuan, aku langsung
membuka isi pesannya
“
belajar kak… kenak marah guru lagi nanti”
aku tersenyum-senyum, aku baru teringat, kami
pernah dipermalukan di depan umum, akibat ketauan online disaat jam pelajaran,
disaat itu rasanya malu sekali, dan wajah Eca pun kelihatanya sangat marah
sekali padaku, karna yang membuat semua ketahuan itu adalah diriku. Aku
langsung membalasnya
“hahahahah,
iya dek, adek tu PKLnya yang bagus… adek dipindahkan dari tempat PKL kan?”
kebetulan ada topic yang bisa dibahas,
jadi, tidak perlu pusing mencari pertanyaan untuknya,
“ iya kak”
entah mengapa aku sangat senang sekali rasanya
“berarti adek ngga bagus tuh di tempat PKLnya”
jika
dia menjawabnya cuek-cuek saja, maka aku harus mencari topik yang lain nih,
fikirku dalam hati,
“mna pulak yaa kmi gara-gara ke banyakan
mkanya di pindahin lgian kmi di pindahin biar sesuai dngan jurusan kmi kak,
jaringan”
aku
semakin senang rasanya, karan kali ini dia tidak cuek, dia sangat sulit
ditebak, terkadang sangat cuek, dan terkadang, dia begitu sangat baik,
“iyalah
iya....jadi kok ngga dari kemarin-kmarin di pindahinnya? hayo?”jika kebanyakan
kan seharusnya dari kemarin-kemarin sih, fikirku dalam hati
“iya
kak soalnya kemarin''itu msih ada orng yg pkl tpi dah hampir mw siap ini laa
kmi skrang 1 blan yg lalu kmi jdi di bagian listrik laa bljarnya”
aku
sama sekali tidak mengerti maksudnya, tapi ya sudah lah “jadi waktu belajar di
listrik apa aja yang di bahas?” jika dia tidak cuek seperti ini, maka
percakapan ini tidak akan pernah selesai, aku sangat senang sekali
“yaa
masang-masing listrik laa, trus funsi-fungsinya buat, rek server lgi kmi” aku
benar-benar jadi semakin nyaman dibuatnya
“berarti
bisa perbaiki orang yang korslet dong??” ya aku sudah korslet, akibat terlalu
mencintaimu,
“perbaiki
kakak ajah bisa”
hahahaha,
aku benar-benar kaget dibuatnya, hatiku sangat senang sekali rasanya, ntah apa,
ntah bagaimana aku mengungkapkanya, jika bisa aku ingin mengatakan pada dunia,
tolong berhenti berputar satu hari ini saja, karna aku tidak ingin melewatkan
hari ini,
“emangnya ada yang korslet sama saya dek?”
jika begini, bagai mana aku bisa melupakanmu dek, tapi ya sudahlah, biarkan
saja ini tetap mengalir, selagi masih bisa, mungkin besok, lusa , atau kapan
saja dia akan berubah, karna ibu pernah berkata, wanita itu ibarat kota, yang
cuacanya berubah-ubah setiap saat, dan lelaki adalah penduduk kota yang harus
tahan dengan segala cuaca, jika tidak, maka semua hanya sia sia, memang saat itu aku belum mengerti, tapi kini aku
mengrti apa yang ibu maksud, Eca adalah wantia yang selalu berganti-ganti
cuaca, terkadang ia sangat baik, terkadang cuek, jika aku tidak tahan dengan
cuacanya, mungkin akibatnya seperti saat ini, mencari pelarian, dan tidak
pernah mencintainya,
“ada
laa, bnyak pon kak”
wah… banyak banget ya, “wihh.... kalo gitu
perbaiki lah” perbaiki hatiku yang bimbang ini dek, mungkin ketika aku sudah
putus dengan Winda nanti, aku harus memperjuangkanmu, dan tetap menyayangimu,
tidak peduli kau suka padaku atau tidak, tidak peduli kau membalas cintaku atau
tidak, yang terpenting adalah aku tulus menyayangimu
“sini laa kmi siap mlayani anda” hahahah….
Siap melayani ya, dekat aja ngga berani, sok melayani adek, fikirku dalam hati
“sok
branii... nanti kontak baru tw rasa” berharrapnya sih kontak, seperti aku
mencintaimu, adek juga ikut kontak mencintaiku, tapi sepertinya sulit, atau
bahkan tidak akan mungkin
“ngak
ahk klo kk aku brani kok ckckc”
apaaa…. Berani ya, aku langsung bisa bagai
mana ia tersenyum, ia tersenyum untukku, walaupun tidak secara langsung, tapi aku
bisa langsung membayangkan senyumannya, “hahaha… adek bisa lebay ternyata”
menurutku itu bukan lebay, tapi berharap itu
memang nyata, seandainya memang betul tidak takut,
“hahah
maaf hilaf”
senang, gembira, sepertinya semuanya masalahku
hilang dibuatnya, “jiahhh... hilaf beghh.... makan dulu sana...” aku tidak tau
apa yang harus kukatakan, kebetulan hari sudah siang, dan sudah lewat jam makan
sih,
“udah
kok kak”
aku tidak boleh mengakhiri pecakapan ini, ini
masih terlalu cepat rasanya
“sekarang
lagi apa dek?”
“blom
ada kaka, masih disuruh istirahat aja” apa yang harus aku tanya lagi ya fikirku
dalam hati.
“baiklah…..
baca bukunya, lima menit lagi kita ujian” tiba-tiba guru matematika masuk,
membuatku sangat kaget, aku lupa bahwa hari ini adalah ulangan matematika, mau
tidak mau aku harus mengakhiri percakapan ini,
“woke
lah dek... dah dulu ya mau ujian matematika ni dek” tidak begitu mengecewakan,
bahkan membuatku menjadi lebih senang, suskses yaa kak, aku sangat berharap suatu
saat nanti ia mengatakan hal itu, ketika aku berangkat kerja, dan kata terahirnya di tambah dengan kata
sayang. fikiranku sungguh kacau kali ini, harusnya konsentrasi untuk ujian
matematika, adehmengapa bisa lupa ya fikirku dalam hati.
Entah
mengapa aku aku sudah seperti orang gila,
suka senyum-senyum sendiri, dan selalu ingin membuka facebook untuk
melihat Eca sedang online atau tidak,“hey jer, Eca lagi on nih”
ketika sedang mengerjakan tugas sekolah,
Gabriel tiba-tiba memberikan pemberitahuan ya, meneurutku sangat penting, karna
jarang sekali ini bisa terjadi, jarang bisa cahattingan dengan dia, jarang dia
ngebales dengan pesanyang tidak cueknya, apalagi bercanda-canda, aku menutup buku
ku, lalu bergegas mengambil modemku,
“adek,
on mulu dek ”dengan hati gembira, berharap cuaca cerah di hatinya,
“Ehm
.. Prsaan bru la aku buka fb dh diblng kyak gtu”
wah dianya agak jengkel kelihatannya nih,
hahahahha“habisnya.. tiap liat obrolan, adek pasti oL mulu” padahal hal itu
adalah hal yang sangat ku inginkan, berharap dia on terus, agar bisa bercanda
bersama terus
“Iya ol Tpi gk di kluarin fbnya mkanya aktif
trus” sepertinya ia memang tidak suka becanda kali ini,
“owhh....
iya lah iya...” baiklah, mungkin aku harus mencari topik lain
“Kakak
sndri ngpain cba ol tiap hri gk bljar apa?”
aku
tersenyum membacanya,tenyata akhirnya dia mau menanyakan sesuatu, aku merasa
ini peningkatan yang luar biasa “belajar... tapi sambil oL...hehehehhe , lagian
kakak oL kan ngga di jam belajar...”aku selalu berharap saat-saat seperti ini
tidak berlalu dengan cepat
“oalla,
nanti dimarah guru lagi baru tau rasa kakak” aku sangat senang di perhatikan
seperti ini, walaupun aku tau, dia tidak ada niat untuk memberikan hatinya,
untukku
“hahahah..... iya jadi trouma gara-gara yang
itu ya.....“ sepertinya ia masih saja teringat akan hal itu, aku sangat merasa
malu, dan bersalah padanya,
“gara-gara kakak aku ikut-ikutan dipermalukan
Bnci bngat rsanya nengok kakak wktu itu”
sudah kuduga, ia pasti sangat membenciku,
“maaf lah dek... jadi bencinya masih ada ngga?” aku sangat sadari hal itu,
“Ngk
laa kak, Aku kan orngnya pemaaf Ckckxk”
wah
senangnya, dia semakin baik aja
“owh ya, kapan selesai PKLnya dek?” ngga sabar
ingin melihat wajahnya yang manis,
“tanggal
Sembilan belas kak, emang knp?”
wah,
sebenernya kakak mau bilang dek, kakak rindu banget, tapi itu tidaklah mungkin
karna itu bisa membuatmu menjauh lagi dariku
“
ooh, ngga ada apa-apa dek Cuma nanya aja” maaf dek, kakak ngga bisa jujur, kalo
sebenernya aku sangat merindukanmu
“owh,
gak bljar kak?”
setelah satu tahun lebih chattingan bareng
dia, baru kali ini dia nanya balik, aku merasa kesenanganku sepuluh kali lipat
dari sebelumnya,
“belajar.......
ini kan lagi blajar dek” ini sudah
belajar dek, belajar pendalaman materi
cintaku padamu, ada dua pilihan di bagian materinya, materi melupakkanmu atau
tetap berjuang mencintaimu “owh kren la
yaa bljr smbil on”
karna pembahasannya dari adek semua,
“hehehehe.... kan adek yang ngajari” aku
benar-benar sudah gila, fikirku dalam hati
“apa
pulak yaa wee” sepertinya dia sudah bisa diajak bercanda
“iya
lah.... adek oL terus sambil PKL” bercanda denganmu membuatku semakin nyaman
dek, teruslah seperti ini, mohon jangan pernah cuek lagi, walaupun suatu saat
engkau menyadari bahwa aku masih menyayangimu
“ngak
yaa kmi gara-gara gak ada krjaanya mknya ol”
paling
ada kerjaan pun tetep juganya on, tapi ya sudahlah dari pada dia off, “emang
kerjaan apa yang ada di fb dek??”
“krjaan
mnambah pngetahuan kak ecek-eceknya” hahahha ecek-ecek ya, pengetahuan apa ya
“hahahahha...boleh
pulak ecek-ecek ya” teruslah bercanda, karna hal ini sangat jarang terjadi,
atau bahkan tidak akan pernah terjadi lagi
“yaa
itula dlu keadaanya kak” ya itu lah dulu keadaannya, aku pura-pura tidak
mencintaimu, padahal sangat menyayangimu, hingga seperti inilah dulu keadaanya
dek
“berarti saya juga sedang belajar dong?” entah
mengapa aku selalu saja tersenyum-senyum sendiri, setiap kali ia membalasnya
“Ya
bsa jdii-bsa jdii” hahaha…. Seandainya saja, jika ia kembali kesekolah nanti,
kami bisa bercanda seperti ini
“kan
emang btul situ yang ngajari kan?”
“iya
kn aja laaa, payah..nanti nangis pulak lgi” hahahahah…. Aku tertawa sampai,
sampai seluruh mata teman-temanku tertuju padaku, aku mengangkat tangan ku
“bukan apa-apa broo, lanjutkan aktifitasmu”
mereka kembali melanjutkan aktifitas mereka, aku menghela nafas, haah untung
saja, fikirku dalam hati, jika ketahuan, maka akan menjadi gosip yang sangat
mematikan, aku kembali mengetik laptopku
“hahahahah..... aku ngga secengeng situ ya
dek” menangis, air mataku tidak sanggup lagi keluar, karna sudah habis untukmu,
hati ini selalu berkata, akanada saatnya dia harus tahu yang sesungguhnya, tapi
tidak sekarang “ehm iya laa, yg tegar itu”
hahaha,
aku mungkin tegar di mata orang lain yang melihat hanya dari luarnya saja, aku
selalu membuat lelucon lucu, itu semua kulakukan untuk menghibur diriku
sendiri, atau bahkan juga teman-temanku
“berarti situ cengeng dong?” jika suatu saat
nanti engkau putus dengan kekasihmu, apakah engkau mengizinkan aku menempati
hatimu yang kosong, boleh kah?, boleh ya?, hal itu ingin sekali ku tanyakan
padanya, itu hanya pertanyaan dari hati, dan tidak akan pernah bisa
dikeluarkan,
“ahkk…
ngga juga kak “ hahaha…. Jika kau ditinggal kekasihmu, apa kau tidak menangis?
“tpi tiap mlm nangis mulu di tinggal suami
yang lagi dinas” ya itu bisa saja, kan kak Afri sekarang sudah menjadi seorang
polisi, yang sudah jelas tujuan hidupnya, sedangkan aku? Argghh itu tidak perlu
di bandingkan, walaupun di bandingkan, nanti ketika aku sudah sukses,dan aku
harus bisa melebihi dia, dan menunjukan padanya, aku bisa membahagiakan Eca
melebihi dia, yaa… jika Ecanya mau sih
“hahah snang kalilah bisa slingkuh”
ahahaha… selingkuh ya, haah ini kan Cuma
bercanda, mana mungkin ia mau selingkuh,
“ kenak tembak lah sama suami adek” suamimukan seorang polisi, bisa
habislah kau
“ngak
laa,orng dia sbuk gak tau-tau dianya itu, xaxaxa” aku tersenyum dan menghela
nafas, aku berhenti sejenak lalu bersandar dikuriku, aku menutup mataku, aku
langsung membayangkan senyumannya yang manis untukku, lalu kubuka mataku dan
kembali melanjutkan
“aku kasi tau dia”
“Tak
jitak la kw nanti mauuuu...” aku tertawa lebar kali ini, ternyata wanita yang
begitu cantik dan anggun, memiliki sedikit sifat yang garang, aku semakin
tertarik dibuatnya
“kalo
adek yang jitak sihh, aku rapopo?” ya jika kamu yang jitak aku, mau berapa kali
pun, asalkan kamu senang, aku terima aja,
“ecek-ecenya
kak, mknya jngan di bilang-bilang”
hahahaha, jangan bilang-bilang ya, oke aku
tidak akan bilang-bilang “oke.... aku juga ikut nanti selingkuhnya ya” aku juga
mau ikut, makanya ngga kubilang-bilang
“iya
bisa-bisa, silakan mndafatar dlu yaa” apakah ada pendaftaran selingkuh, apa
harus mengisi formulir pendaftaran, atau menentukan tinggi badan, ahh terserah
saja lah, buat apa dipikrkan,
“daftarnya
sama siapa dek?” wah, sepertinya candaan ini sudah berlebihan,
“sama
tuhan kak” tuhan, apakah tuhan jadi panitia selingkuh, jika seperti itu, maka
tidak akan ada yang mau selingkuh, jika tuhan menjadi panitianya,
”berarti
meninggal dulu lah kakak, dek”
jika meninggal dahulu, siapa yang mau
selingkuh lagi, sepertinya tidak akan ada
“ya
itu mksdnya” wah, bercandanya sangat berlebihan, aku tidak tau harus tersenyum,
atau malah sakit hati, tapi ya sudahlah, harusnya sih bagiku sudah biasa,
“dasar, pelit” kau bahkan tidak pernah membuka
sedikitpun celah untukku, karna kau memang sangat pelit sekali untuk, tapi
mungkin hanya untukku saja dia pelit
“ntr
cwek kk mrah laa nnti” apaa…. Aku sangat kaget, apa ia membaca setiap status
facebook yang kubuat, karna setiap status facebook yang kubuat, hampir
keseluruhannya pasti winda selalu mengomentarinya, mungkin dari situ ia tau,
“tapi tadi adek bilang jangan di kasi tau?” ini
benar-benar candaan atau sudah seriusan ya, tapi aku yakin ini hanya candaan,
“pcr kk beda agamakan sama kakak ?” aku
tersentak, aku menatap sekelilingku, ah ternyata masih tidur semua, bagaimana
mungkin ia tau pacarku beda keyakinan denganku, apakah ia juga membuka profil
pacarku, tapi buat apa?, apa dia memang benar-benar peduli padaku, aku tidak
boleh ke GR-an seperti ini,
“iya
dek”
sebenernya
ngga ada niat pacaran, hanya saja, berfikir, dengan cara ini mungkin aku bisa
melupakanmu, tapi tetap saja, aku tidak akan bisa, mau itu jauh, atau dekat,
mau itu terlihat atau tidak, tetap saja, kau tidak akan pernah bisa kulupakan,
aku sudah terlalu menyayangimu, bahkan aku lupa menyayangi diriku sendiri
“ya ampun kakak..kakak mcam gk ada aja lgi cwek
yg sm agamanya sma kakak gk nyangka aku kakak se jahat itu ama Tuhan kakak
sndri” senyumku benar-benar berubah kali ini, aku ingin sekali mengatakan,bahwa
ini semua kulakukan karna keinginanmu, agar aku menjauh darimu, agar bisa
melupakanmu, tapi setelah kucoba, ternyata tidak bisa, aku tidak bisa jatuh
cinta pada orang lain jika sudah mencintaimu, bahkan dahulu saat pertama sekali
berpacaran dengan Winda untuk
melupakanya saja, hampir dua tahun lamanya, pada saat itu aku bahkan sangat
membenci wanita,tidak suka berdekatan dengan wanita, bukan karna takut jatuh
cinta, tapi karna takut tidak mencintainya seperti pacarku yang saat ini ,
karna aku tidak bisa mencintai orang dengan setengah hati, seluruhnya kuberikan
pada orang yang aku sayangi, orang kebanyakan mengatakan bahwa aku hanyalah
orang bodoh terlalu mencintai orang yang aku suka, iya aku memang orang bodoh,
atau bahkan aku menyebut diriku sendiri idiot
“aku
mencari pelampiasan, karna ingin melupakan seseorang dek” iya orangnya itu
dirimu, kaulah yang ingin kulupakan, tapi sayangnya, itu semua gagal, bahkan
sangat gagal,
“astaga kasian kali la cewek itu kakak buat
hnya sbgai pelampiasan doank” iya, aku tau, itu kesalahan terbesarku, salah
perkiraan, tapi apalah dayaku, semua sudah dijalani,
“tapi lama kelamaan kan bisa jadi sayang dan
cinta dek ...” awalnya aku kira seperti itu, bisa menjadi cinta dan sayang,
tapi sayangnya gagal,
“oh
gtu, yaa lnjutkan laa klo gtu” di lanjutkanpun, ini akan menjadi sia-sia, aku
sudah mencobanya, tapi tetap saja ngga bisa dek,
“iya.... tapi kadang berpikir juga.. sampai
kapan bisa bertahan kayak gini terus” aku ingin meminta pendapat dari dirimu,
apa yang harus ku perbuat,
“aduh kak, kakak nanya sama orng yg gak tepat”
aku menutup mataku, lalu bersandar sejenak dikursiku, lalu aku berdiri, dan
keluar menatap langit, langit kelihatan begitu biru seperti laut yang tenang,
lalu aku berbicara pelan pada diriku sendiri
“harusnya
kaulah orang yang tepat, kaulah yang harusnya memberikanku saran yang tepat,
tapi mengapa kau malah menghindari ini semua?” aku menarik nafas dalam-dalam,
lalu kuhembuskan secara perlahan, lalu aku kembali ketempat dudukku, perlahan
aku mengetik, diringi dengan keraguan, beberapakali kuketik, lalu kuhapus
kembali, apa lagi yang harus kukatakan, jika sudah seperti ini?, baiklah, ini
yang harus kukatakan
“tapi
tadi bisa nasehati kakak... sekarang katanya orang yang salah” tolong berikan
aku solusi, walaupun ini sama sekali bukan urusanmu,
“iya
kan aku cmn ngigatin kakak aja” peringatan, terimakasih sudah mengingatkanku,
aku sudah sadar,
“ngingatkan
tapi tidak memberi solusi?” tolong ayolah, berikan aku solusinya, aku menggigit
sedikit bibirku, sambil berharap ia akan memberikan solusinya, seandainya kau
katakana, putuskan dia, dan tunggulah seseorang yang kau cintai itu, dengan
cara itu, dia tidak akan tersakiti dikemudian hari, harusnya engkau katakana
seperti itu,
“kyak
mna aku mw ngasi solusi ke kakak aku aja lgi kyak kakak jga” tidak
mungkin, itu tidaklah mungkin,
“sekarang lagi kayak gitu??” kan agamanya
sama, jadi kok di bilang sama?, apa karna sama-sama jauh?,
“emh iya kak, kadang berpikir juga.. sampai
kapan bisa bertahan kayak gini terus” aku jadi bingung dibuatnya, apa dia sudah
berahir dengan kak Afri? Mengapa aku tidak tau?
“bukannya
sama kak Afri?” ini benar-benar membingungkanku,
“ya
iya jdi sama siapa lgi” jadi beda dari mananya?
“jadi
beda dari mananya?” aku benar-benar semakin bingung dibuatnya
“bkan
gtu kak, mslahnya Eca itu bosan di cuekin” ohh.. ternyata itu masalahnya, aku
juga tidak suka di cuekin, seperti kamu cuekin aku, tapi kamu sudah biasa
cuekin aku, tapi terkadang jengkel juga lihatnya,
“yahhh.....
namanya orang sibuk dek... itu lah ujian.. dari pada kakak cuma bisa telponan 1
bulan 1X itu pun cuma beberapa jam doang... abis itu...ngenes lagi...”
tapi
jika ada kamu seperti ini, tidak ada ngenesnya sih, yang ketemukan hanya
kebahagiaan, dan kesenangan
“klo aku sich kak satu kali seminggu hahah”
arrggh, jengkelnya, tapi ya sudahlah, mari bercanda kembali
“nahh lebih mending situ juga kan... trus bisa
ketemuan?” asalkan kamunya bisa
tersenyum, aku jiga ikut tersenyum, walau dalam kepahitan
“hahah
apa pulak gak prnah pon” aku jadi tersenym, ah untunglah tidak pernah bertemu,
“kirain sering ketemuan” ahhhh….. aku menghela
nafas dalam-dalam, dan mematah-matahkan tangan, karna pegal-pegal, aku
tersenym-senyum,
“gak
prnah wlaupun di depan rmh Eca asrama ornk kakak itu” terserah dirimulah,
sedekat apapun, pokoknya tidak bertemu, ya walaupun bertemu, tolong jangan
didepanku, ataupun mengatakannya padaku, karna itu sangat menyakitkan bagiku
“pernah
nampak ngga?” haah kalo terlihat sih bukan masalah bagiku, setidaknya itu bisa
saja menghilangkan sedkit rindumu padanya
“pernah
satu kali kak” wah satukali ya, untung dah
“beruntung... kakak deket pun sekolahnya ngga
pernah Nampak” saya beruntung, karna
kamu tidak pernah bertemu dengannya, jadi aku tidak perlu mengkhwatirkanmu
dimana pun kamu berada
“trima
nasib la klo gtu”
hahaha…. Baiklah, aku terima nasibku saat ini,
jika suatu saat nasibku dibuat tuhan untuk mejagamu, maka aku akan
kuperjuangkan sekuat semampuku
“hahahha
jadi gimana lagii” tapi aku harap Tuhan juga mengatakan padamu, jangan pernah
meninggalkan aku,
“entah lah ya….. cari cewek lgi laa” cari
wanita lain?, untuk mencintai yang saat ini saja, susahnya minta ampun, kecuali
wanita lain itu dirimu,
“..
udah janji untuk saling setia... masa harus di ingkari karna kesepian
sementara....?” aku sudah berjanji setia menunggumu, dan menunggu ia
memutuskanku, karna aku tau sifatnya, tidak tahan dengan LDR,
“Ya
udahlah kalo gitu tnggung sndri kesedihanya” aku tidak merasa sedih kok, aku
hanya merasa kecewa dengan diriku sendiri, karna salah persepsi,
“aku
tidak pernah merasa sedih kok” karna aku senang menunggumu, menantikanmu, dan
mendoakanmu, tapi mungkin ngga ya, sekali saja kau mendoakan aku?, rasanya itu
tidak mungkin, mungkin saja, kau mendoakanku, agar aku menjauh darimu, hahahah,
bisa saja, ketika nanti kau sudah seutuhnya menjadi milik orang lain, kan lama
itu bisa ditunggu, kecuali selamanya,
“bgus
laa kak, foto aku bgus ngak mnurut kk” seharusnya pertanyaan seperti itu jangan
ditanyakan padaku, karna hanya foto ibuku yang bisa menandinginya, bahkan lebih
cantik kamu sedikit, karna wajah ibu sudah sedikit keriput, akibat terbakar
matahari, “jika aku ditanya, menurutku cantik, manis” sangat cantik, dan manis,
aku bahkan sering sekali memandangnya, untuk menghilangkan sedikit kerinduan
“iya
soalnya aku gak pede jga tdinya upload foto itu” knpa ngga pede, apa karna
kamunya terlalu cantik, tapi itu terlalu sexy menurutku, kalo boleh di hapus
aja, ngga boleh ada yang melihat, entar sainganku mengagumimu semakin banyak
“keren
kok dek... cantik.... tpi roknya ke pendeaan tuh... kalo ampe tau guru, brabe
lah kita” ya apa lagi jika dilihat guru, maka akan dikatakan yang tidak-tidak,
“owh
yaa, berarti dihapus ajalah ya kak” tapi jika di hapus sayang banget, kelihatan
cute banget, ahh, aku benar-benar tergila-gila melihatnya
“lahhh sayang bangettt... tapi dari pd jadi
masalah.. di hpus aja lah” ya mendingan dihapuslah
“toi
esra gak ada tmnan ama gru” bagus dah, untung ngga ada temenan dengan guru-guru
“owhhh..
kalo gitu... rapoponya itu dek” hanya saja, aku ingn sekali itu tidak
dipublikasikan, agar tidak ada yang melihatnya lagi
“srius
la kak, pendek banget ya” tidak terlalu pendek sih, hanya sekitar lima sampai
enam cm di atas lutut, tapi tetap saja, hati ini mengatakan hapus saja
“serius lho dek, kan kk bilang kalo ketauan
guru...” entah mengapa tinggal mengatakan hapus saja sulit sekali rasanya, aku
takut, dia mengira itu jelek sekali, jika kukatakan hapus tanpa alasan, jika
kukatakan yang sebenernya, itu di hapus agar tidak banyak yang melihat, mungkin
ia akan tahu, bahwa aku sangat mengharapkannya
“klo
mukanya emng gak bgus yaa kak?” benar-benar pertanyaan retorik, hal yang tidak
seharusnya ditanyakan padaku, aku bahkan ingin sekali mengatakan, kecantikanmu
itu sangat luar biasa, kau ibaratkan tuan putri ditengah kerajaan yang megah,
sedangkan aku hanya hanya anak petani yang beruntung bisa berbicara dengan tuan
putri yang sangat diagungkan
“hahhahah.....
mukanya lagi... cantikk X lho dekkk” sangat
cantik sekali,
“srius
la kak, jujur ajja ga apa-apa kok” kurang jujur apa ya, sehingga ia tidak
percaya, dia begitu cantik, ah lihat lagi, aku kembali ingin melihat fotonya,
ternyata sudah tidak ada lagi, apa mungkin sudah di hapus? “hahahah… aku sembunyiin
aja lah kak, ngga pede aku”
nah itu dia yang aku inginkan, jangan di
publikaskan lagi yah, karna aku takut akan banyak yang mendekatimu diluar sana,
“owh
ya udah, bagus dah” aku melihat kearah jam dinding sekolah, ahh, ternyata sudah
jam empat, aku melihat sekelilingku, ternyata tanpa kusadari, kami tidak ada
belajar dalam satu hari ini, karna mungkin karna seluruh guru sedang rapat,
ahhh tidak terasa sudah sore ternyata, “ya udah kak, off dulu ya, kami ada
kerjaan lagi ini” aku langsung mengclose aplikasi yang sedang aku buka tanpa
sempat membalas pesan dari Eca, lalu kumasukkan kedalam tas, aku lupa bahwa
jadwal ekstrakurikuler akan dimulai sebentar lagi, aku berlari menuju kamarku
dengan tergesa-gesa agar tidak telat.
Tags:
cerpen
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 Responses to “ MENGAGUMI TANPA DICINTAI part 10 ”
Posting Komentar