Senin, 04 Juli 2016

MENGAGUMI TANPA DICINTAI part 6





Siang ini terasa sangat panas, enaknya sih terbengong dan menghayal, seperti biasanya setiap kali menghayal, pasti membayangkan keadaan kehidupan di  masa depan, tentunya menikah dengan…. Eca, memiliki anak 2, eh jangan punya anak dulu, nikmati dulu masa-masa berduaan, jalan-jalan keliling dunia, setelah itu punya anak, haah rasanya senang sekali “bang…. Bangun ntar telat ke kantor” aku terbangun dengan melihat senyuman manisnya, lalu ku kecup keningnya “iya sayang, ohh ya jagoan kita udah di bangunin, ntar dia telat sekolah lho”
”udah bang, udah cepat mandi sana, sarapan udah di sediakan tuh”wahh rasanya terasa sangat sempurna hidupku….
”woyyyy jerissss”
 kagetku bukan main, dan merusak hayalanku, ah ternyata edi, “kenapa ed… buat kaget aja kau, merusak hayalan ajapun kau”haa rasanya kaget banget
 “hehehe.. sory sory bro”
“ iya iya… kalo tiba-tiba nanti aku step di sini, minta maafpun kau ngga bisa lagikan”
 fuihh rasanya kesal sekali, padahal seru tuh tadi hayalannya, “yaa abisnya di panggil pelan ko ngga dengar, padahal kan manggil kau karna ada yang penting”
ya kalo saya udah menghayal memang gitu sih”yaa berita penting apa?, kalo ngga penting untukku awaslah kau” rasa kesalku belum juga hilang
“yok ngerjakan tugas di kelas,soalnya wifi udah aktif tuh” nah kalo ini mah sangat berita penting, tugas sebanyak apapun langsung selesai dalam sekejap,
 “wah…. Ku kira tadi sepenting apa ed, ed… “ aku langsung mengemasi laptopku
“ayo berangkat” dlam sekejap selesai, edi terbengong melihatku “ko bilang ngga penting, tapi kok cepat kali ko susun laptopmu?” nih anak bawal juga
 “aduhh ed, ed… udha berapa lama kita kenal bro, masa ngga ngerti juga, udah ayo cepat” iya tersenyum mengambil ranselnya,
“ayo brangkat”kami bergegas pergi kekelas.
 “jer tugasku udah siap, ko brapa lagi?” aku tersenyum melihatnya,
“aku udah siap dari tadi” ya dari internet tugas semenumpuk apapun, akan selesai dalam sekejap “okelah lanjut-lanjut” ya harus dilanjutkan, membuka facebook, lihat obrolan, ternyata dia sedang online, wah kesempatan bagus nih “hay dek” tanpa ragu-ragu aku langsung mengirim pesan untuknya, aku menunggu balasanya, lama sekali, rasanya mulai putus asa, klingg….. tiba-tiba terdengar suara balasan pesan,
“hy jg kak” tanpa sadar aku melompat, seperti di sebuah pertandingan final dan memenangkannya, rasanya senang sekali
 “ko kenapa jer, macem kesurupan gitu kau?” tanpa kusadari aku sudah berdiri di atas meja, beruntung di kelas itu hanya kami berdua dengan edi, jika tidak , mungkin akan malu sekali
“ngga ada ed, Cuma sedikit senang aja heheheheh”
”sedikit senang aja udah kayak gitu kau, apalagi banyak senang mu, mungkin runtuhlah kelas ini ko buat ya”
aku hanya tersenyum dan kembali kelaptop, “lagi ngapain dek?” tanyaku lagi, kali ini tidak perlu menunggu lama ia kembali membalasnya
“ol aj” kali ini sungguh mengecewakan, ternya dia cuek banget, tapi tidak apa, cinta itu butuh pengorbanan,
 “owh…. Adek lagi di mana?” aku kembali bertanya seperti wartawan yang sedang wawancara “di kelas kak”
 ”owh di kelas, sama siapa?”
 aku terus bertanya agar komunikasi kami tidak terputus “sama temen kak”  kata-kataku mulai habis, aku jadi kebingungan apa yang harus aku katakana lagi padanya,
“owh ya dek, mengapa setiap kali kita berpapasan, adek sepertinya menghindar dari kakak?” ya aku tahu tidak setiap kali sih, tapi belakangan ini setiap kali kami bertemu di jalan, pasti dia menghindar dariku
“ngga ada ah, biasa aja kak” aku tahu dia pasti bohong,
“owh yaa… mungkin perasaanku saja ya dek…”  aku sangat yakin dia berbohong, jadi aku tidak melanjutkan pertanyaanku, sebetulnya ada begitu banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan padanya, namun aku juga tidak mau dianggap wartawan, atau yang lebih mengerikan lagi, dia bosan dan semakin tidak menyukaiku, jika itu terjadi, habislah harapanku, walaupun sebenarnya agak kecewa dengan dia, mengapa dia berbohong, tapi ya sudahlah, terkadang kebohongan juga di butuhkan untuk mencapai kejujuran, aku membuka profilnya, ahh.. untuk menghilangkan kekecewaan atau kegalauan biasanya aku memandang foto facebooknya, melihat koleksi fotonya, aku sudah melihat semua koleksi fotonya yang begitu sangat luar biasa, cantiknya yaaa Tuhan, ntah mengapa hati terasa tentaram dan damai melihat senyumannya saja, walaupun itu bukan untukku, walaupun bahkan dari foto saja,
“woy jer.. yok balek ke kamar, udah sore” edi mengajakku pulang,
“yok lah” hatiku jadi bimbang, kesedihan bercampur dengan rasa kegembiraan. Tepat pada saat melewati sebuah ruangan kelas sepontan saja mataku langsung tertuju kedalam ruangan tersebut, terlihat seorang gadis cantik,yang tidak asing lagi bagiku, ia berfokus pada layar monitor laptopnya, tampak sangat serius, wajahnya juga terlihat manis,
 “udah nggaa usah di pandangi teruus jerr…” teriak edi, membuatku kaget, dan gadis itupun melihat kearah kami, ya tuhan, kakiku seperti tidak dapat menopang tubuhku, aku memegang bahu edi dengan keras, lalu berbisik “dia melihat kemari ed” edi hanya tersenyum, dan tiba-tiba saja
 “eca, kak jeris kirim salam samamu”
aku terpaku, tidak dapat berkata-kata apa lagi, dan melihat kearahnya sambil masih memegang bahu edi dengan keras, eca tersenyum melihat kami, namun tidak menjawab apa-apa, “balik katanya kak”
 salah seorang temannya menyambung , wajahku terasa hangat, “wihh… caa… wajah kak jeris memerah nih… hahhhaha” teriak edi lagi, aku langsung berlari, rasanya sangat malu, jantungku berdebar kencang, ya tuhan, dia sangat cantik.

BERSAMBUNG

Tags:

0 Responses to “ MENGAGUMI TANPA DICINTAI part 6 ”

Posting Komentar

Subscribe

Donec sed odio dui. Duis mollis, est non commodo luctus, nisi erat porttitor ligula, eget lacinia odio. Duis mollis

© 2013 Jr.blog . All rights reserved.
Designed by SpicyTricks